Kamis, 24 Oktober 2024

Koneksi antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

 




Perkenalkan saya Tity Yusi, S.Pd.,Gr dari SMAN 4 Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat. Saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Tahun 2024

Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan bagi Seorang Pemimpin.

 

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan Pengambilan keputusan berbasis Nilai-Nilai Kebajikan bagi seorang Pemimpin yang sedang saya pelajari saat ini?

Kutipan ini menjelaskan bahwa pembelajaran bukan hanya menumbuhkan kemampuan akademik saja, melainkan juga mendidik mereka agar memiliki kemampuan dalam menjalankan peran mereka dalam kehidupan bermasyakarat adalah hal terbaik untuk mereka mampu dalam hidup bersyakarat. Nilai-nilai kebajikan dan pembentukan karakter serta moral sangat dibutuhkan anak-anak untuk mereka dalam berkedupan bermasyakarat. Dan kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari sekarang yaitu sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus mengedepankan nilai-nilai kebajikan  sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, dan selain itu keputusan yang diambil adalah keputusan yang bertanggung jawab dan memiliki banyak dampak baiknya dari pada dampak buruknya, dan jika itu berhubungan dengan siswa ambillah keputusan yang berpihak pada murid.

 

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Ada 3 prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan yaitu berfikir berbasis hasil akhir, berfikir berbasis peraturan dan berfikir berbasis rasa peduli. Dalam menerapkan prinsip-prinsip ini pada pengambilan keputusan maka kita harus melihat kondisinya terlebih dahulu dan prinsip-prinsio yang digunakan juga harus bersumber dari nilai-nilai kebajikan yang tentunya berpihak pada murid serta dapat dipertanggung jawabkan sehingga nantinya keputusan yang diambil akan memberikan dampak yang baik dan positif bagi lingkungan kita. Dan dengan menerapkan 3 prinsip ini kita akan mengidentifikasi , menganalisis serta mengevaluasi setiap keputusan yang kita ambil sehingga keputusan yang diambil memang  merupakan solusi yang tepat.

 

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran saya akan selalu berpegang pada 3 dasar, 3 prinsip, 4 paradigma dan melakukan 9 langkah dalam mengambil keputusan. Sebagai seorang pempimpin pembelajran seharusnya kita juga harus mampu berkontribusi dalaman pengambilan keputusan yang terjadi disekolah kita. Keputusan yang kita ambilpun juga haruslah yang berpihak kepada muird namun tetap dengan nilai-nilai kebajikan yang berlaku serta keputusan haruslah dapat dipertanggungjawabkan. Dan tentunya dengan demikian kita juga telah menjadi teladan bagi murid yang mana dalam mengambil keputusan kita berlaku bijak, arif dan bertanggung jawab.

 

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

Menurut saya makna kutipan ini ialah Pendidikan adalah sutu proses menuntun siswa dengan penguatan karakter dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyakarat sehingga akan menjadikan siswa generasi yang memiliki karakter dengan nilai-nilai moral serta kebajikan untuk mereka dalam menjalani kehidupan bermasyakarat.

 

Dari pengalaman pembelajaran saya selama mengikuti Pendidikan Calon Penggerak ini, saya akan mengaitkan semua modul yang telah saya pelajari dengan modul 3.1 Pengambilan Keputusan berbasis Nilai-nilai Kebajikan  sebagai Pemimpin. Berikut Rangkumannya :

  • Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?

Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri Handayani memiliki makna mendalam yang dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang selalu berpihak kepada murid. Sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan seharusnya:

  1. Memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak, menjadi teladan yang patut digugu dan ditiru (Ing Ngarso Sung Tulodo).
  2. Mampu memberdayakan dan membangun kerukunan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka (Ing Madya Mangun Karsa)
  3. Mampu mempengaruhi dan mendorong semangat meningkatkan kualits agara selalu menjadi lebih baik(Tut Wuri Handayani)

 

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Guru sebagai pendidik harus mampu menjadi teladan bagi muridnya, seorang guru haruslah memiliki nilai-nilai positif yang mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna dan berpihak pada murid seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Dengan menanamkan nilai-nilai tersebut maka akan mempengaruhi guru dalam pengambilan keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil menjadi solusi yang tepat dan bertanggung jawab.

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam materi pengambilan keputusan yang telah saya pelajari kegiatan coaching  memiliki hubungan erat dengan hal ini. Pada proses coaching kita membentu coachee dalam menyelesaikan masalah dan menentukan keputusan yang akan diambil sedangkan pada modul ini kita merefleksikan apakah keputusan yang kita ambil dapat dipertanggungjawabkan , apakah menjadi solusi yang tepat atau malah justru akan menimbulkan masalah baru di kemudian hari. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini kita diberikan panduan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujiaan keputusan yang kita ambil.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangatlah penting terutama dalam mengelola kasus dilema etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri senidiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kasadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggungJawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang, sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat melatih saya dalam menyikapi sebuah masalah dan melatih saya dalam mencari solusi yang tepat dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan jika nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai yang positif.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Agar pengambilan keputusan yang tepat, berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, maka pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cara yang tepat pula. Disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Saat keputusan yang diambil sudah tepat. maka akan tercipta lingkungan yang positif. kondusif. aman dan nyaman. tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalah yang dihadapi.

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilema etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah terciptanya merdeka belajar. Keputusan untuk memerdekakan murid merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Untuk memenuhan kebutuhan belajar murid yang beragam sesuai dengan potensi guru harus benar-benar bijak dalam mengambil keputusan dengan memperhatikan kesiapan belajar murid, profil belajar murid, dan minat belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan keputusan yang tepat dalam proses pembelajaran agar mencapai hasil belajar yang optimal dengan menerapkan 3 (tiga) strategi pembelajaran diferensiasi.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pasti akan membawa dampak, baik jangka panjang maupun pendek bagi murid. Hal yang sudah kita putuskan dan kita lakukan akan akan terekam menjadi suatu catatan dan akan menjadikan role model tentang apa dan bagaimana kelak murid-murid berpikir dan bertindak. Gambaran ini menjadikan dasar bahwa pengambilan keputusan oleh seorang pendidik harus tepat, benar dan bijak melalui analisis dan pengujian yang mendalam atas benar salahnya.
Dalam pengambilan kepurusan, seorang pemimpin sebaiknya menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan dan mengacu pada pembelajaran yang memenuhi potensi murid

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat saya ambil jika mengaitkan dengan materi sebelumnya yaitu pengambilan keputusan sebaiknya mengacu pada :
• Nilai kebajikan universal
• Bertanggung jawab
• Berpihak pada murid
• Berpedoman pada filosofi KHD dengan Patrap Trilokanya (Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani)

  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Saya cukup memahami materi pada modul ini, sehingga pada proses penerapannya sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan saya biasanya memanfaatkan prosedur umum yang berlaku di sekolah, yaitu berkomunikasi dengan pihak terkait seperti guru mata pelajaran, guru BK, Wakasek dan kepala sekolah, dengan bahan perbincangan yang mengalir apa adanya. Setelah mempelajari modul ini, saya mencoba menerapkan analisa berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Perbedaannya diantaranya pola ini menjadi pakem baru yang sangat rinci, hati – hati dan tidak terburu – buru dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai tupoksinya masing – masing.

  • Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Perubahan terbesar yang saya alami yaitu :
1. Berhati – hati dalam bertindak dan mengambil keputusan.
2. Mempunyai pola yang teratur dalam menganalisa sebuah masalah
3. Meningkatnya empati pada diri sendiri untuk memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain

  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting karena sebagai seorang individu membuat saya berkembang menuju arah yang lebih baik dan sebagai seorang pemimpin saya harus mampu mengambil sebuah keputusan terbaik dan bertanggung jawab

 

 

 

 

 




Senin, 17 Agustus 2020

SIMKOMDIG : KD 3.2 PETA MINDA

 PETA MINDA 

Assalamu'alaikum Wr. Wb.. 

Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari tentang Peta Minda.. 


Peta Minda (Mind Map) merupakan salah satu cara untuk memvisualkan proses berpikir. Peta Minda dibuat oleh Tony Buzan tahun 1974 berdasarkan cara kerja otak kita dalam menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita menyimpan informasi dalam sel- sel saraf dalam bentuk cabang-cabang, sehingga bila dilihat sekilas akan tampak seperti bentuk pohon dengan cabang dan rantingnya. Peta minda membantu kita untuk memahami suatu hal yang komplekss, cukup dengan satu gambar. Sifatnya yang divergen, dan membentuk cabang dan ranting dalam bentuk hierarki, membantu kita secara alami dan pelan-pelan membuat peta pemikiran tentang suatu hal.


Peta minda dapat dibuat dengan atau tanpa perangkat lunak. Jika memanfaatkan perangkat lunak, beberapa perangkat lunak yang dapat diinstall pada komputer dan berlisensi open source, yaitu FreeMind atau XMind. 


Gambar I. Contoh peta minda alat transportasi.

 Menurut Buzan metode peta minda dapat bermanfaat untuk:

1.     merangsang bekerjanya otak kiri dan otak kanan secara sinergis;

2.     membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali belajar;

3.     membantu seseorang mengalirkan gagasan tanpa hambatan;

4.     membuat rencana atau kerangka cerita;

5.     mengembangkan sebuah ide;

6.     membuat perencanaan sasaran pribadi;

7.     meringkas isi sebuah buku;

8.     menyenangkan dan mudah diingat.

 

Selain itu, metode ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Menurut Michael Michalko, kegunaan metode peta minda antara lain sebagai berikut.

1.     Memberi pandangan menyeluruh pada permasalahan pokok.

2.     Merencanakan rute atau kerangka pemikiran suatu karangan.

3.     Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat.

4.     Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif.


Membuat peta minda untuk memvisualkan ide/gagasan bukanlah sesuatu yang sulit. Berikut langkah sederhana memvisualkan gagasan tentang liburan keluarga:

1.           Buat subjek (Judul)

Langkah pertama tentukanlah subjek (judul yang akan dibahas). Tuliskanlah di bagian tengah peta minda karena subjek ini akan menjadi center dalam peta minda Anda.



2.           Buat cabang-cabang utama

Selanjutnya tulislah ide-ide yang terlintas yang terkait dengan subjek, misalnya:

              Aktivitas apa saja yang ingin dilakukan?

              Apa saja perlengkapan yang perlu dipersiapkan?

              Siapa saja yang akan diajak ikut serta?

              Kemana saja tujuan perjalanan liburan kali ini?


Dalam contoh berikut dibuat 4 cabang utama yang terdiri dari: aktivitas, perlengkapan, siapa, dan tujuan.

 

 


3.           Kembangkan cabang-cabang utama


Setelah cabang-cabang utama dibuat, langkah selanjutnya adalah melebarkan cabang utama. Cabang-cabang utama yang telah dikembangkan juga dapat dikembangkan lagi, jika ada ide-ide yang lebih rinci lagi yang perlu dituangkan.

Bagaimana ? cukup mudah bukan?


Bagaimana jika subjek „meja‟ yang telah kita diskusikan digambarkan dalam peta minda? Hasilnya kira-kira sebagai berikut.




 

Gambar II. Contoh sketsa tangan peta minda

Minggu, 02 Agustus 2020

SIMKOMDIG : KD 3.1 Logika dan Algoritma Komputer (Pertemuan 2)

3. Bagan alir

a.           Fungsi bagan alir
Bagan alir (Flowchart) merupakan sebuah bagan yang menunjukkan aliran algoritma dan menampilkan langkah-langkah penyelesaian terhadap suatu masalah.
Terdapat berbagai alasan bagi seseorang untuk menggunakan flowchart, antara lain sebagai berikut.

  1. Dokumentasi Proses. Bagan alir dapat digunakan untuk mendokumentasikan proses menjadi lebih terorganisasi dengan baik.
  2. Petunjuk untuk memecahkan masalah. Runtutan langkah dari yang umum menuju ke khusus atau sebaliknya merupakan petunjuk pemecahan masalah yang digambarkan dengan bagan alir.
  3. Pemrograman. Bagan alir dapat digunakan untuk menggambarkan garis besar program yang akan dibuat. Bagan alir juga digunakan untuk merancang navigasi pengguna pada tampilan (user interface) aplikasi yang akan dibuat.
  4.  Mengomunikasikan hal-hal yang prosedural.
b.           Simbol bagan alir
Bagan alir tersusun dari berbagai simbol yang berbeda untuk mempresentasikan sebuah input, proses, maupun output yang berbeda. Berikut adalah berbagai simbol dan masing- masing kegunaannya.



Tabel II.1 Simbol flowchart


Contoh berangkat ke sekolah

Berangkat sekolah merupakan aktivitas harian siswa SMK, terdapat berbagai langkah yang dapat dipersiapkan sebelum berangkat hingga sampai ke sekolah. Kegiatan tersebut dapat dibuatkan menjadi salah satu bagan alir sebagai berikut.


Persiapan
Sekolah

      

Sampai di
Sekolah

Berangkat
ke sekolah


Sarapan


Mandi


Gambar II.2.Contoh bagan alir berangkat ke sekolah

Proses mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah merupakan salah satu contoh subproses yang dapat dibagi lagi menjadi proses-proses lainnya. Masing-masing akan dijelaskan melalui algoritma sebagai berikut.

Contoh algoritma ketika mandi

Secara umum, algoritma yang digunakan adalah sebagai berikut.
              Siapkan peralatan mandi, misalnya anduk, pakaian ganti, sabun, dll.
              Setelah semua siap, masuklah ke kamar mandi.
              Lepaskan baju.
              Siramkan air ke seluruh anggota badan.
              Gunakan sabun, sampo.
              Bilas badan dengan air.
              Gosok gigi.
              Gunakan anduk untuk mengeringkan seluruh tubuh.
              Pakailah baju ganti.
              Keluar kamar mandi.
Maka akan didapatkan subproses mandi sebagai berikut.

Gambar II.3.Contoh bagan alir proses mandi

Contoh algoritma ketika sarapan

Sarapan adalah salah satu hal penting yang dapat siswa lakukan sebelum berangkat ke sekolah. Sarapan akan memberikan nutrisi pada otak, yang akan membantu mempermudah menerima pelajaran. Oleh karena itu, biasanya siswa yang mempunyai kebiasaan sarapan akan mempunyai prestasi lebih baik daripada siswa yang tidak sarapan.
Pada pembahasan berikut, penjelasan terkait sarapan akan membantu memahami bagan alir penggunaan algoritma.
              Lihatlah makanan pada meja makan, apakah tersedia atau tidak?
              Jika tersedia, sarapan dapat dimulai. Jika tidak, ingin membuat atau membeli sarapan.
              Periksa apakah tersedia bahan makanan yang dapat dimasak jika ingin membuat sarapan.

Hasil bagan alir dari algoritma di atas adalah sebagai berikut .
Gambar II.4.Contoh bagan alir sarapan


Contoh algoritma membuat kue coklat
Membuat kue memerlukan bahan, dan pengalaman agar hasilnya cocok dengan lidah. Berikut ini adalah algoritma dalam membuat karim.
·                  Siapkan peralatan seperti adonan, oven, pengocok telur dll.
·                  Sediakan bahan seperti tepung terigu, margarine, coklat bubuk, gula halus, telur, dan chococips.
·                  Tentukan komposisi bahan sesuai resep, yaitu: Terigu = 175 gr; Margarine = 150 gr; Coklat bubuk = 25 gr; Gula halus = 100 gr; Kuning telur = 1 buah; dan Chocochips secukupnya.
·                  Kocok margarin dan gula halus hingga lembut. Masukkan kuning telur kocok rata.
·                  Ayak terigu & coklat bubuk, lalu masukkan ke adonan, aduk hingga rata.
·                  Masukkan dalam plastik segitiga, semprot pada loyang yg telah dioles margarin, semprot bentuk bulat, lalu pipihkan dengan punggung sendok plastik.
·                  Taburi chocochips, panggang hingga matang.
·                  Angkat kue dan hidangkan.

Bagan alir yang dapat dibuat dari algoritma di atas adalah sebagai berikut.
Gambar II.6.Contoh algoritma membuat kue


Template by:

Free Blog Templates